Aku hanya ingin tiba di titik senyap
yang membuatmu utuh dalam gerak.
aku pun hanya ingin sampai di tengah sunyi
hingga sapamu larut menjernih hati.
Di lembar malam tanpa lampu, aku
masih mencari binar matamu.
Di langkah senja tanpa bunyi, aku
tetap berharap kau menemani.
Kalau suatu saat aku putuskan untuk berangkat,
mendaki puncak gunung tinggi,
menembus belantara hutan lebat,
atau menelusuri pantai sepi,
maka, aku hanya sedang mencoba menemukan sesuatu
yang mampu menghadirkan ingatan kepadamu
dan bisa kujadikan alasan
rindu.
2003
Advertisements
Artja, aku nggak mudah nangis… sumpah!
Tapi aku nangis baca puisimu ini, mengenali cinta yang sunyi… 🙂
Aku juga punya beberapa puisi di Zona Maya.
Sayang belum dilabelin.
Sekali-kali cek, ya?
Klik aja tahunnya… ntar juga keluar semua.
Thanks so very much, Pak. 🙂
Gw suka puisi ini.
Walo rada risi bayanginnya, hehehe.
–> mudheng bangeeeeeed!
Teteup aja bisa bikin gw nangis…
mudah mudahan sekarang udah ngga ngrasa begini lagi yaaaa…. 🙂