Nah, karena saya ingin memenuhi keinginan kawan saya, maka saya posting puisi lagi, deh. Padahal udah lama juga nggak nulis.
seperti kemarin, sore ini pun hujan
hanya membawa sisa isakmu.
sepanjang apakah sajadah
harus kau rayapi,
sementara takdir begitu deras menyiram usia?
dan wangi bumi selepas hujan
menebar pesona rindu
tak beresudahan.
mungkin kita tak merindukan hal yang sama
tapi airmata memang tak pernah habis menjajah duka
lalu, apakah duka kalau dada terasa begitu lapang
setelah membayangkan pertemuan sore-sore begini
dan hujan menyita semua airmata?
seperti kemarin, sore ini pun hujan
kembali meminjam sisa isakmu
yang ini dan begini yang bikin saya candu pak!!
rangkaiannya gitulohhhh!!
pertemuan, daun-daun mekar dalam alunan suara
(dirimu masih di sini), perjalanan telah
membarai langkah-langkah yang pernah
kita lakukan. menjadi terasing, ketika tanpa sengaja kau ciptakan hujan yang menyejukkan
….
Hujan selalu mengharu biru perasaan untuk melahirkan inspirasi ya.
thanks a lot ya tja. puisi kamu always touching. baru online nih π
moga hari ini cerah di hati.
I like this most
“…dan wangi bumi selepas hujan
menebar pesona rindu
tak berkesudahan…”
kemaren usai hujan aku menggagumi efeknya pada pohon dan kembang2, dan serangga di kebun sambil berharap tak ada yg kebanjiran π
tja tiba2 dapet ide, bikin antologi bersama yuk π
aku ingin punya antologi puisi alam, tp puisi gak banyak. gimana yah caranya?
@ichal:
secara getoloh….
@zulmasri:
hujan memang penuh inspirasi
@meiy:
iya, asal jangan kebanjiran… (jadi sedih ingat hujan yang tak lagi dianggap rahmat di jakarta)
@meiy (lagi):
antologi… boleh juga.
aku juga nggak punya banyak stok puisi alam. maka langkah pertamanya, ajak kawan-kawan kita aja, meiy. kalau tanggapannya positip, pasti ada jalan buat menerbitkannya.
Bikin antologi? Asik tuh. Setuju sekali, antologi peblogger.
yah emang masih seperti kemarin…lom update maksudku, gak maksa loh π
hehe…pusi kamu tuh tja yg keren, sayang terlambat ya ngirimya…sori aku kok lupa ya ngasih tau? *ayo ngaku takut saingan ma artja heheh*
wah asyik nih pak zul tertarik
ayo2 siapa lagi ikutan bikin antologi π
seperti kemarin kamu sedang menuliskan puisi,
sperti kemarin pula masih kucoba untuk memahami,
tapi……
Nah,sekarang saya yg ganti membaca-baca tulisan di blog sampeyan ini. Apakah hujan sedemikian menyita airmata? kadang-kadang -bagi saya- hujan yang jatuh itu seperti menyempurnakan belaka….kekkee.salam
sepanjang apakah sajadah harus kau rayapi? Keren, seperti kemarin saya jadi tertegun.
Oh iya pak, emang dapet ping itu ngeselin ya??
Kalo gitu saya harus minta maap juga dong udah
ngirim trackback ke sini…
Kalo gitu maap ya, dulu soalnya masih norak dan suka coba2.
@Zulmasri:
iya, asik pak. Yuk…
@putirenobaiak:
aduh, udah jelas puisimu yang masuk nominasi…
@ndoro seten:
hehehe… bisa aja, mas.
@herlinatiens:
salam. hehehe…
@agusjay55:
dapet ping nggak selalu ngeselin, kok. tergantung masing-masing aja. ada yang biasa aja, ada yang suka, ada yang nggak suka. kalau saya sih, tergantung isinya. sepanjang tdak meresahkan, maka tidak saya anggap mengganggu…
hujan memang menyejukkan…tapi tidak di Jakarta sepertinya nih..hiks..Banjiiiir :((
“sepanjang apakah sajadah
harus kau rayapi,
sementara takdir begitu deras menyiram usia?”
================================
..se-baik, se-buru, serumit dan se-rahasia apapun takdir, kudu di jalani.. karena kita gak bisa mendahului taqdir… begitu kira2 kata si Arai..
lam kenal juga buat kamu ya, q suka banget ma puisi yang ini.
wah bisa belajar nie…..good luck ya….